Dulu,sebelum saya punya blog ini,saat saya masih kelas 3,saya berkunjung ke Museum Satria Mandala.Pada saat itu,saya sehabis dari dokter gigi,lalu berangkat ke museum tersebut yang terletak di jalan Gatot Subroto 14-16.Karena pada saat itu kakak saya memfoto menggunakan hp-nya yang sudah rusak,jadi fotonya tak bisa diposting.karena itu,saya akan menggunakan foto orang lain.Disekitar museum itu ada museum lagi bernama Waspada Purbawisesa.Museum Satria Mandala memamerkan berbagai jenis persenjataan darat dan udara, ringan dan berat, serta perlengkapan militer lainnya yang dipergunakan dalam berbagai peristiwa dan operasi militer yang dilakukan oleh TNI di berbagai tempat.
Di luar gedung Museum Satria Mandala dipajang berbagai kendaraan militer, mulai dari beberapa jenis jeep versi militer, truk pengangkut pasukan, tank, tank amfibi, kendaraan lapis baja, meriam penangkis kapal udara, roket, sampai beberapa pesawat tempur. Sementara di dalam gedung Museum Satria Mandala terdapat diorama yang menceritakan sejarah perkembangan TNI, menggambarkan perannya dalam perjuangan menegakkan kemerdekaan Indonesia dan era sesudahnya.
Museum Satria Mandala dilihat dari depan dengan bendera merah putih diujung atas tiang yang diapit oleh dua buah artileri pertahanan udara. Halaman depan Museum Satria Mandala ini sangat luas dan dinaungi oleh pepohonan yang rindang.
Beberapa diorama yang berada di dalam gedung Museum Satria Mandala.
Diorama di Museum Satria Mandala yang menggambarkan badan-badan perjuangan bersenjata dalam masa perang kemerdekaan. Pada awal berdirinya Republik ini , tepatnya 23 Agustus 1945, dibentuk Badan Keamanan Rakyat yang anggotanya berasal dari Laskar-laskar Rakyat (Seinendan, Gokutotai, dll), PETA (Pembela Tanah Air), dan KNIL (Koninklijk Nederlandsche Indie Leger).
BKR kemudian berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat pada tanggal 5 Oktober 1945, yang kemudian diperingati sebagai hari lahirnya TNI.
Diorama di Museum Satria Mandala yang menggambarkan pertempuran heroik di Surabaya yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan pada setiap tanggal 10 November.
Sebuah kursi tandu koleksi Museum Satria Mandala, yang digunakan untuk mengangkut Jenderal Soedirman ketika bergerilya melawan tentara Belanda semasa perang kemerdekaan. Jenderal Soedirman memimpin gerilya selama delapan bulan antara tahun 1948-1949, dengan menempuh jarak sekitar 1000 km di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Di dalam gedung Museum Satria Mandala juga dipajang senapan mesin, pelontar granat, meriam lapangan, dan persenjataan berat dan ringan lainnya.
Beberapa persenjataan berat yang disimpan di Museum Satria Mandala.
Tank amfibi dan kendaraan pengangkut pasukan di Museum Satria Mandala yang pernah digunakan oleh korps marinir dalam Operasi Trikora dan penumpasan G30S-PKI, dipajang di ruang terbuka di samping gedung museum.
Spesifikasi kendaraan PANSROD BTR 152P di Museum Satria Mandala.
Tubuh yang panjang dan garang dari PANSROD BTR 152 dilihat dari samping.
Beberapa tank berukuran besar juga dipajang di tempat terbuka di luar gedung Museum Satria Mandala.
Sebuah Jeep di Museum Satria Mandala yang pernah dipergunakan oleh Jenderal Soedirman dan kemudian diberikan kepada dokter pribadinya yang bernama Koesen Hirohoesodo sebagai penghargaan atas kesetiaan mendampinginya selama memimpin perang gerilya.
Koleksi Museum Satria Mandala berupa tank ringan yang masih tampak garang.
Sebuah kendaraan tempur di Museum Satria Mandala dengan persenjataan berat beroda ganda, dengan ban karet di bagian depan dan belakang, serta roda besi ditengahnya.
Di bagian belakang Museum Satria Mandala ada sebuah ruangan yang menyimpan patung-patung mantan petinggi TNI, termasuk patung Jenderal Sudirman pada foto di atas yang terbuat dari perunggu.
Patung dada beberapa tokoh militer yang disimpan di ruang belakang Museum Satria Mandala.
Artileri pertahanan udara yang dipajang di bagian belakang Museum Satria Mandala.
Sebuah roket yang sudah dinonaktifkan dipajang di halaman belakang Museum Satria Mandala.
Koleksi Museum Satria Mandala berupa pesawat terbang yang disimpan di bagian samping belakang museum, yang salah satu diantaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Marsekal Udara Agustinus Adi Sucipto.
Museum Satria Mandala merupakan tempat wisata museum militer yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh seluruh anggota keluarga. Di sini pengunjung bisa melihat dari jarak yang sangat dekat berbagai perlengkapan tempur yang sulit untuk bisa dijumpai di tempat-tempat lain.
Disekitar museum tersebut ada Museum Waspada Purbawisesa yang menampilkan diorama ketika TNI bersama-sama dengan rakyat menumpas gerombolan separatis DI/TII di Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Kalimantan Selatan dan Sulawesi Selatan pada era tahun 1960-an.
Jl. Gatot Subroto 14-16, Jakarta.
Tel: 62 21 522 7946
Tiket Rp.1.500 untuk dewasa, Rp.750 untuk anak.
Buka Selasa – Minggu: 09.00 – 14.30.
Kamis, 31 Maret 2011
Website baru SD Muhammadiyah 06 Pagi Tebet Timur
Pada saat rapat orang tua,kakak saya hadir di sekolah.Lalu,ada laporan tentang website baru SD Muhammadiyah 06 Pagi.Saya bukan norak,tapi hanya promosi website.Inilah websitenya:
http://www.sdmuhammadiyah06.sch.id/
Ada informasi tentang pengumuman,data guru,dan lainnya.Tapi sayang,sepertinya web ini tak pernah atau jarang update,karena artikel paling update (baru/terakhir) adalah pengumuman tanggal 07 Oktober 2010.Semoga yang mengelola web ini,bisa lebih update lagi.
http://www.sdmuhammadiyah06.sch.id/
Ada informasi tentang pengumuman,data guru,dan lainnya.Tapi sayang,sepertinya web ini tak pernah atau jarang update,karena artikel paling update (baru/terakhir) adalah pengumuman tanggal 07 Oktober 2010.Semoga yang mengelola web ini,bisa lebih update lagi.
Jumat, 25 Maret 2011
Museum Jenderal Abdul Harris Nasution
Hari Kamis,tanggal 10 Februari,saya bersama kakak saya,sepulang sekolah,berangkat ke Museum A.H. Nasution di Jalan Teuku Umar nomor 40.Museum ini tak memungut biaya,tutup jam 14.00.Pintunya terbuat dari kaca dengan pinggiran kayu,dan ditutup gorden.Di halaman,terdapat patung Pak Nas.Di tengah ruangan depan,terdapat patungnya juga.
Lalu,saya masuk ke kamar kerja.Disitu terdapat lemari buku dan patung Pak Nas sedang bekerja di mejanya.Di depannya,terdapat ruang tamu.Lalu,ada ruangan sempit ke kamar beliau yang berada disampingnya dan ruang senjata di seberangnya.Disamping depan kamar Pak Nas terdapat patung tiga orang Tjakrabirawa siap menembak.Lalu ada pintu kayu yang bolong ditembak.Patung itu menggambarkan penculikan Pak Nas.Di Kamar beliau,terdapat patung Pak Nas bangun dari tempat tidur dengan mengenakan sarung.Lalu,ada sebuah ruangan yang ada diorama yang menggambarkan Pak Nas melompati tembok samping rumahnya.Tembok itu berada diluar.Setinggi orang dewasa angkat tangan.Jadi,bisa dibayangkan tembok itu tinggi.Lalu,kembali ke ruang sempit.Disamping kamar beliau,ada Dapur.Didepan dapur,ada ruang makan.
Disamping rumah,terdapat sebuah ruangan dimana Pierre Tendean tertangkap.Dia disangka Jenderal Nasution karena keadaan gelap.Karena itu,Pierre-lah yang dibawa ke Lubang Buaya. Dibelakang ruangan itu ada ruangan yang berisi Diorama perjuangan Pak Nas.Setelah melihat semuanya,karena lokasinya yang dekat dengan kantor bapak saya,Jadi saya brangkat ke kantor bapak saya untuk menjemputnya.Setelah itu,Saya,Kakak Saya,dan Bapak Saya,pulang kerumah.
Lalu,saya masuk ke kamar kerja.Disitu terdapat lemari buku dan patung Pak Nas sedang bekerja di mejanya.Di depannya,terdapat ruang tamu.Lalu,ada ruangan sempit ke kamar beliau yang berada disampingnya dan ruang senjata di seberangnya.Disamping depan kamar Pak Nas terdapat patung tiga orang Tjakrabirawa siap menembak.Lalu ada pintu kayu yang bolong ditembak.Patung itu menggambarkan penculikan Pak Nas.Di Kamar beliau,terdapat patung Pak Nas bangun dari tempat tidur dengan mengenakan sarung.Lalu,ada sebuah ruangan yang ada diorama yang menggambarkan Pak Nas melompati tembok samping rumahnya.Tembok itu berada diluar.Setinggi orang dewasa angkat tangan.Jadi,bisa dibayangkan tembok itu tinggi.Lalu,kembali ke ruang sempit.Disamping kamar beliau,ada Dapur.Didepan dapur,ada ruang makan.
Disamping rumah,terdapat sebuah ruangan dimana Pierre Tendean tertangkap.Dia disangka Jenderal Nasution karena keadaan gelap.Karena itu,Pierre-lah yang dibawa ke Lubang Buaya. Dibelakang ruangan itu ada ruangan yang berisi Diorama perjuangan Pak Nas.Setelah melihat semuanya,karena lokasinya yang dekat dengan kantor bapak saya,Jadi saya brangkat ke kantor bapak saya untuk menjemputnya.Setelah itu,Saya,Kakak Saya,dan Bapak Saya,pulang kerumah.
Langganan:
Postingan (Atom)