Jumat, 25 Maret 2011

Museum Jenderal Abdul Harris Nasution

Hari Kamis,tanggal 10 Februari,saya bersama kakak saya,sepulang sekolah,berangkat ke Museum A.H. Nasution di Jalan Teuku Umar nomor 40.Museum ini tak memungut biaya,tutup jam 14.00.Pintunya terbuat dari kaca dengan pinggiran kayu,dan ditutup gorden.Di halaman,terdapat patung Pak Nas.Di tengah ruangan depan,terdapat patungnya juga.
 Lalu,saya masuk ke kamar kerja.Disitu terdapat lemari buku dan patung Pak Nas sedang bekerja di mejanya.Di depannya,terdapat ruang tamu.Lalu,ada ruangan sempit ke kamar beliau yang berada disampingnya dan ruang senjata di seberangnya.Disamping depan kamar Pak Nas terdapat patung tiga orang Tjakrabirawa siap menembak.Lalu ada pintu kayu yang bolong ditembak.Patung itu menggambarkan penculikan Pak Nas.Di Kamar beliau,terdapat patung Pak Nas bangun dari tempat tidur dengan mengenakan sarung.Lalu,ada sebuah ruangan yang ada diorama yang menggambarkan Pak Nas melompati tembok samping rumahnya.Tembok itu berada diluar.Setinggi orang dewasa angkat tangan.Jadi,bisa dibayangkan tembok itu tinggi.Lalu,kembali ke ruang sempit.Disamping kamar beliau,ada Dapur.Didepan dapur,ada ruang makan.

Disamping rumah,terdapat sebuah ruangan dimana Pierre Tendean tertangkap.Dia disangka Jenderal Nasution karena keadaan gelap.Karena itu,Pierre-lah yang dibawa ke Lubang Buaya. Dibelakang ruangan itu ada ruangan yang berisi Diorama perjuangan Pak Nas.Setelah melihat semuanya,karena lokasinya yang dekat dengan kantor bapak saya,Jadi saya brangkat ke kantor bapak saya untuk menjemputnya.Setelah itu,Saya,Kakak Saya,dan Bapak Saya,pulang kerumah.

1 komentar:

  1. lubang2 bekas tembakan2 dibagian tembok, pintu,dll yg aslinya sudah ditambal diperbaiki dan diganti dengan yg baru, jadi bukan orisinal/asli, tetapi sudah dibuat kembali lubang2 tersebut (dengan senjata api tentunya) pd saat rumah itu direnovasi utk dijadikan museum.

    BalasHapus