Museum BI
Jakarta Barat - Indonesia
Telp. (6221) 2600158
Ext.8111, 8102, 8100
Up : Gede Aryana
Fax.62-21-2601730
Email: museum@bi.go.id
Jam Buka:Selasa - Jumat : 08.00 - 15.30 WIB
Sabtu - Minggu : 08.00 - 16.00 WIB
Senin & Hari Libur National Tutup
Gratis, tanpa dipungut biaya
Sewaktu saya masih kelas empat Sekolah Dasar,Kepala Sekolah mengadakan Study tour untuk kelas 3 dan 4.Saya sekolah di Sekolah Dasar Muhammadiyah 06 Pagi Tebet Timur dan pada waktu itu saya kelas 4C.Saya sangat ingin mengikuti Study Tour tersebut.Saya pun menunggu-nunggu hari study tour tersebut.Disaat hari sudah dekat,saya bersiap-siap.Hari yang ditunggu-tunggu pun sudah siap.3(tiga) bis berjejeran sudah menunggu keberangkatan para siswa yang akan berangkat.Kakak saya ikut dalam study tour.Kami semua dikumpulkan terlebih dahulu di lapangan masjid Al-Huda di dekat sekolah.Masjid tersebut adalah tempat sholat Dzuhur dan Dhuha.Kami semua pun berbaris di lapangan tersebut.Setelah menunggu lama,akhirnya kami berangkat.Kami pun berjalan dari lapangan masjid ke gerbang keluar sekolah untuk masuk bis.Bis yang disediakan ada 3,yaitu bis 1 untuk kelas A,bis 2 untuk kelas B,bis 3 untuk kelas C.Karena saya kelas 4c,jadi saya masuk ke bis 3.Saya duduk bersama teman saya.Kami pun mulai berjalan menuju tujuan.Tujuan study tour ada 5,yaitu:
1.Museum Bank Indonesia
2.Monumen Nasional
3.Museum Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4.Museum Transportasi
5.Museum Bayt Al-Quran dan Museum Istiqlal
Yang saya bahas pada hari ini adalah Museum Bank Indonesia.Museum bank indonesia terletak di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 3 Jakarta Barat,Indonesia.Saat sudah sampai,kami keluar dari bis.Kami berjalan,dan masuk ke museum.Lalu,saat masuk oleh petugas kami diberi tiket masuk.Kami disuruh berbaris terlebih dahulu untuk masuk.Setelah berbaris,akhirnya kami diperbolehkan Masuk.Tempat yang kami kunjungi pertama kali adalah peragaan emas.Didalamnya terdapat banyak batangan emas yang ditutup kaca.Kami memegang emas palsu yang digunakan untuk simulasi.Kamipun keluar dari tempat peragaan emas lalu ke suatu ruangan tempat kami diterangkan.Saya pun mencatat sedikit dari yang dibicarakan.Setelah itu,kami masuk ke tempat uang.Kami mencatat informasi tentang uang tersebut.Setelah itu,saya keluar dari tempat tersebut.Kami berbaris lagi.Setelah itu kami memasuki ruangan permainan menangkap gambar koin.Lalu saya ke tempat teater yang filmnya berisi kartun tentang sejarah Bank Indonesia.Setelah itu,saya ke tempat benda bersejarah.Setelah itu,kami semua disuruh kembali ke bis.Kami melanjutkan perjalanan ke Monas.Disaat akan keluar,saya sempat difoto.
Tentang Museum BI
LATAR BELAKANG PENDIRIAN MUSEUM BANK INDONESIA
Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral merupakan lembaga yang sangat vital dalam kehidupan perekonomian nasional karena kebijakan-kebijakan yang ditempuh oleh BI akan memiliki dampak yang langsung dirasakan oleh masyarakat. BI, yang didirikan pada tanggal 1 Juli 1953, telah lebih dari setengah abad melayani kepentingan bangsa. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak mengenal BI, apalagi memahami kebijakan-kebijakan yang pernah diambilnya, sehingga seringkali terjadi salah persepsi masyarakat terhadap BI. Masyarakat sering memberikan penilaian negatif terhadap BI karena tidak cukup tersedianya data atau informasi yang lengkap dan akurat yang dapat diakses dan dipahami dengan mudah oleh masyarakat.
Usia setengah abad lebih ini akan semakin panjang lagi apabila diperhitungkan juga peran dari pendahulunya, yaitu De Javasche Bank (DJB) yang didirikan pada tahun 1828 atau 177 tahun yang lalu. Sementara itu, gedung BI Kota yang dulu dibangun dan digunakan oleh DJB, kemudian dilanjutkan pemakaiannya oleh BI dan saat ini praktis kosong tidak digunakan lagi, merupakan gedung yang mempunyai nilai sejarah tinggi yang terancam kerusakan apabila tidak dimanfaatkan dan dilestarikan. Pemerintah telah menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya. Di samping itu, BI juga memiliki benda-benda dan dokumen-dokumen bersejarah yang perlu dirawat dan diolah untuk dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi masyarakat.
Dilandasi oleh keinginan untuk dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai peran BI dalam perjalanan sejarah bangsa, termasuk memberikan pemahaman tentang latar belakang serta dampak dari kebijakan-kebijakan BI yang diambil dari waktu ke waktu secara objektif, Dewan Gubernur BI telah memutuskan untuk membangun Museum Bank Indonesia dengan memanfaatkan gedung BI Kota yang perlu dilestarikan. Pelestarian gedung BI Kota tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang telah mencanangkan daerah Kota sebagai daerah pengembangan kota lama Jakarta. Bahkan, BI diharapkan menjadi pelopor dari pemugaran/revitalisasi gedung-gedung bersejarah di daerah Kota.
Hal inilah yang antara lain menjadi pertimbangan munculnya gagasan akan pentingnya keberadaan Museum Bank Indonesia, yang diharapkan menjadi suatu lembaga tempat mengumpulkan, menyimpan, merawat, mengamankan, dan memanfaatkan aneka benda yang berkaitan dengan perjalanan panjang BI. Saat ini memang telah ada beberapa museum yang keberadaannya mempunyai kaitan dengan sejarah BI, namun museum-museum tersebut masih belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat. Selain itu, gagasan untuk mewujudkan Museum Bank Indonesia juga diilhami oleh adanya beberapa museum bank sentral di negara lain, sebagai sebuah lembaga yang menyertai keberadaan bank sentral itu sendiri.
:: Tujuan Pendirian Museum Bank Indonesia
Guna menunjang pengembangan kawasan kota lama sebagai tujuan wisata di DKI Jakarta, maka sangat tepat apabila gedung BI Kota yang telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya oleh pemerintah, dimanfaatkan menjadi Museum Bank Indonesia. Keberadaan museum ini nantinya diharapkan dapat seiring dan sejalan dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata bersama museum-museum lain yang saat ini sudah ada di sekitarnya, seperti Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum Bahari di daerah Pasar Ikan. BI mengharapkan bahwa keberadaan Museum Bank Indonesia akan berarti terwujudnya suatu museum bank sentral di Indonesia, yang mempunyai misi untuk mencari, mengumpulkan, menyimpan, dan merawat benda-benda maupun dokumen bersejarah yang saat ini dimiliki, sehingga menjadi suatu sosok yang mempunyai nilai dan arti penting bagi masyarakat. Hal ini hanya akan dapat terwujud apabila kita dapat menyajikan semuanya dalam bentuk yang mampu memberikan informasi yang lengkap dan runtut, sehingga mudah dimengerti dan dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.
Museum yang direncanakan ini juga diharapkan dapat menjadi wahana pendidikan dan penelitian bagi masyarakat Indonesia maupun internasional tentang fungsi dan tugas BI, di samping merupakan wahana rekreasi. Dengan pencapaian tujuan-tujuan tadi, diharapkan fungsi humas dalam rangka membangun citra (image building) BI sebagai bank sentral akan dapat berjalan dengan lebih baik. Sesuai dengan fungsi BI, sosok museum yang direncanakan diharapkan dapat menunjukkan karateristik BI secara menyeluruh, dilihat dari aspek-aspek kelembagaan, moneter, perbankan, dan sistem pembayaran yang disusun secara historikal perspektif. Sepenuhnya disadari bahwa rencana pembangunan museum ini bukanlah suatu gagasan yang sederhana, melainkan suatu gagasan yang bersasaran ganda. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada, antara lain berkaitan dengan tingkat apresiasi masyarakat Indonesia terhadap museum yang relatif belum setinggi di negara-negara maju, proses perwujudan Museum Bank Indonesia jelas membutuhkan keuletan dan ketelitian. Mengingat keterbatasan kemampuan dan pengetahuan BI mengenai permuseuman, maka kerjasama dengan para ahli dari berbagai bidang diperlukan untuk bersama-sama mewujudkan gagasan ini secara menyeluruh dari tahapan konsep sampai dengan pelaksanaan fisik nantinya.
Sementara persiapan pembangunan museum secara fisik terus dilakukan, Museum Bank Indonesia disajikan dalam bentuk cyber museum. Dalam Cyber Museum Bank Indonesia ini diceritakan mengenai perjalanan panjang BI dalam bidang kelembagaan, moneter, perbankan, dan sistem pembayaran yang dapat diikuti dari waktu ke waktu, sejak periode DJB hingga periode BI semasa berlakunya Undang-Undang No.11 tahun 1953, Undang-Undang No.13 tahun 1968, Undang-Undang No.23 tahun 1999, dan Undang-Undang No.3 tahun 2004 saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar