Atu Belah merupakan sebuah batu besar yang terletak sekitar 35 km dari Takengon,Gayo.Konon,batu ini dapat menelan siapa saja yang bernyanyi dengan bahasa Gayo di dekat batu tersebut dengan cara batu itu akan terbelah dan menarik orang yang bernyanyi dengan bahasa Gayo tersebut.Masyarakat Gayo percaya dengan kisah tentang Atu Belah tersebut.Ini hanyalah sebuah legenda,tidak bisa dipastikan kebenarannya.
Dahulu di tanah Gayo,terdapat sebuah desa bernama Penarun.Di desa tersebut hiduplah keluarga petani yang sangat miskin.Mereka terdiri dari Ayah,Ibu,dan dua orang anak.Yang tertua berusia tujuh tahun,dan yang bungsu masih menyusui.
Sang Ayah bekerja sebagai petani,dan bila ada waktu senggang,sang ayah mencari belalang di hutan untuk dimakan.Belalang-belalang tersebut ditaruh di dalam lumbung untuk disimpan.Belalang-belalang tersbut nantinya akan diolah oleh istrinya menjadi makanan untuk keluarganya.Belalang ini sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari dan pada saat musim paceklik tiba karena sawah mereka yang hanya seluas beberapa petak saja tidak cukup untuk kehidupan mereka sehari-hari.
Pada suatu hari,sang ayah pergi berburu ke hutan untuk mencari belalang.Sang ayah pamit terlebih dahulu kepada sang istri.
”Bu,jaga kedua anak kita di rumah!aku akan pergi mencari belalang di hutan.Doakan aku agar dapat belalang pada hari ini.Aku berangkat ya bu.”Pamit sang ayah kepada istrinya,lalu berangkat menuju hutan
Sang ibu menjaga kedua anaknya sembari menunggu suaminya berburu.Tetapi,hari sudah siang,sang ayah belum pulang juga.Kedua anak-anaknya sudah menangis dan merengek kelaparan.Sementara sang ibu mencari belalang yang tersedia di dapur.
”Ya Tuhan,makanannya sudah habis,sedangkan anak-anakku sudah kelaparan.Aduh,bagaimana ini?”.Sang ibu kebingungan.
Sang ibu pun teringat akan belalang-belalang yang suaminya simpan di lumbung.Sang Ibu lalu memutuskan untuk menyuruh anak tertuanya untuk mengambil belalang di lumbung.”Anakku,ibu minta tolong untuk ambilkan belalang di lumbung untuk makanan kita.Ibu minta tolong”Suruh sang Ibu.”Baklah ibu,aku akan berangkat ke lumbung.”.
Sang anak pun berangkat ke lumbung.Sesampainya di lumbung,ia naik lalu masuk kedalam lumbung.Sang anak asyik bermain-main sambil menagkap belalang yang terbang.Karena pintu lumbung belum ditutup,jadi belalang-belalang tersebut pada lepas semua.
”Celaka!,aku belum menutup pintu lumbung.Belalang-belalangnya pada lepas semua.Aku akan dimarahi ibu.Aduh,bagaimana ini?”Pikir sang anak ketakutan.
Sang anak pun pulang dengan tangan hampa.Saat sang ibu melihat sang anak tidak membawa apa-apa,sang ibu bertanya”Mengapa kamu tidak membawa belalang.Bukankah ibu menyuruh kamu untuk mengambil belalang di lumbung?Apa sebenarnya yang terjadi nak,jelaskan,apa yang terjadi!”.
Sang anak pun menjelaskan semuanya.”Ibu,aku saat mengambil belalang-belalang tersebut,aku lupa menutup pintu lumbung.Jadi,belalang-belalang tersebut lepas.Maafkan aku atas kecerobohanku”Jelas sang anak sambil menangis meminta maaf kepada ibunya.”Ya nak,ibu memaafkan kamu”.
Tak beberapa lama,sang ayah pulang.Sang ayah tidak mendapat apa-apa dan meminta makan kepada istrinya.”Bu,aku sekarang tidak dapat apa-apa bu.Siapkanlah belalang untuk kita makan.Aku sudah lapar sehabis berburu”Rintih sang ayah.”Maaf pak,hari ini kita juga tidak bisa makan belalang,karena saat mengambil belalang di lumbung,akju lupa menutup pintunya dan belalangnya lepas semua”Jelas sang ibu sambil berbohong menutupi kesalahan anaknya.
”Apa?Dasar ceroboh!kamu tidak bisa bayangkan bagaimana susahnya aku mencari belalang di hutan!”.Sang ayah marah.Tanpa sadar,sang ayah mendaratkan tangannya ke wajah istrinya.
Sang ibu pergi dari rumah dengan sakit hati.Ia tidak menyangka suaminya akan menamparnya.Sang ibu pergi ke hutan dengan hati yang remuk redam.Dari belakang,kedua anaknya mengikuti ibunya ke hutan.Sang ibu menemukan sebuah batu yang bernama Atu Belah.Didepan batu itu,sang ibu bernyanyi berkali-kali menggunakan bahasa Gayo.Batu itu pun terbelah dan terbuka.Sang ibu masuk ke dalam batu itu.Cuaca yang awalnya cerah,berubah menjadi gelap,petir menyambar-nyambar,angin berembus kencang,dan hujan yang lebat mengiringi Atu Belah menelan manusia.
Kedua anaknya berteriak memanggil ibunya.”Ibu,jangan tinggalkan kami!Ibu!”.Sang ibu sudah masuk kedalam Atu Belah,dan batu tersebut tertutup.Yang tersisa hanya tujuh helai rambut ibunya yang kemudian dijadikan anaknya sebagai jimat sekaligus untuk mengingat ibunya.Ayahnya yang menyesal terus mencari istrinya tetapi istrinya tidak juga ditemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar