Dahulu,di Pulau Simeulue,terdapat sebuah kerajaan.Kerajaan itu bernama Kerajaan Simeulue.Kerajaan itu mempunyai seorang raja yang arif,kaya,dan bijaksana.Raja itu sangat disukai oleh rakyatnya kerena kedermawanannya.Sayangnya,mereka belum mempunyai putra mahkota sejak sepuluh tahun menikah.Sang Raja pun tidak lupa selalu berdoa dan berusaha agar dikaruniai anak,termasuk mengajak permaisurinya pergi ke hulu sungai yang berair jernih dan sangat dingin untuk berlimau dan bernazar selama sehari semalam agar dikaruniai seorang putra mahkota untuk mewarisi tahta kerajaannya.
Setelah menunggu lama,akhirnya sang permaisuri mengandung.Usaha dan doa Raja dan Permaisuri akhirnya tidak sia-sia.Delapan bulan kemudian,sang permaisuri melahirkan seorang bayi laki-laki.Mereka menamakan anak itu Rohib”Tidak sia-sia usaha dan doa kita.Kanda akan menamakan anak kita Rohib”.Sang Raja kemudoan memukul dan membunyikan beduk untuk memberitahukan rakyatnya agar berkumpul di pendopo istana.Sang Raja membeitahukan bahwa ia akan mengadakan syukuran kaena dikaruniai anak ”Wahai rakyatku,permaisuriku telah melahirkan anak laki laki.Karena itu,aku akan mengadakan syukuran kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberiku anak”.”Ampun Wahai Baginda Raja,kapan acara syukuran itu akan dilaksanakan?”tanya salahsatu rakyatnya.”Besok,aku akan mengadakannya”jawab raja.Keesokan harinya,Raja mengadakan syukuran atas kelahiran anaknya.Acara itu diadakan dengan meriah dan diwarnai dengan berbagai pertunjukkan yang menarik.
Raja dan permaisuri mendidik dan membesarkan Rohib dengan penuh kasih sayang.Rohib sangat disayang dan dimanjakan oleh orang tuanya.Karena itu,Rohib tumbuh menjadi anak yang baik tapi manja.
Suatu hari,sang Raja mengirim Rohib untuk belajar dan menuntut ilmu di kota.”Rohib,kamu akan ayah kirim ke kota untuk belajar.Sepulang dari kota,harus pintar.Karena itu,belajarlah dengan bersungguh-sungguh”.Tetapi,sifat manja Rohib terbawa ke kota dan akhirnya Rohib tak menyelesaikan sekolah. Rohib pulang sebelum masa belajarnya selesai.Sang Raja amat marah dan menghukum mati Rohib.”Dasar anak tak tahu diuntung.Pengawal,gantung anak ini sampai mati!”.”Ampun ayahku,ampunilah aku” ucap Rohib
Tetapi,sang permaisuri mengatakan Rohib jangan dihukum karena Rohib merupakan anak satu-satunya “Kanda,janganlah Rohib dihukum,karena dia adalah anak kita satu-satunya”.”Adinda,anak seperti ini mesti dihukum,aku muak melihat wajahnya”Ucap Sang Raja.Akhirnya,sang Permaisuri memutuskan agar lebih baik Rohib diusir dan diberi modal untuk berdagang”Janganlah Kanda,lebih baik,Rohib kita usir dan diberi modal untuk berdagang”.”Hmm,boleh juga itu Adinda,Rohib,apakah pendapatmu?”tanya Raja kepada Rohib.”Mau ayah,terimakasih ibunda”ucap Rohib.Rohib pun berpamitan kepada ayah dan ibunya untuk pergi dari istana “Ayah,Ibu,Rohib pamit untu keluar dari istana ini,sesuai dengan hukuman yang ayah dan ibu berikan kepada Rohib”.”Rohib,berhati-hatilah ya nak dalam perjalanan nanti,dan juga bawalah hasil berdagang di perjalanan”ucap Permaisuri sembari memberikan kantung uang kepada Rohib.”Baiklah ibu,Rohib akan berhati-hati dalam perjalanan dan membawa hasil berdagang ibu”Ucap Rohib.
Rohib pun berangkat dan keluar dari istana.Ia mengembara dari satu kampong ke kampong lainnya.Saat dalam perjalanan,ia melihat banyak orang yang menembak burung dengan ketapel.Rohib menasihati mereka agar tidak menembak burung-burung itu”Hai saudaraku,berhentilah kamu untuk menyiksa binatang,kan kasihan burung itu”.Tetapi,mereka tidak mau berhenti menembak burung itu.
”Hai,memangnya kamu siapa,seenaknya saja menyuruh kita untuk tidak berhenti menembak burung-burung itu”.Mereka terus menyiksa binatang.Akhirnya,Rohib memberi uang kepada mereka agar tidak menyiksa binatang”Ini,aku beri kamu uang agar tidak menembak burung lagi mulai sekarang”.Setelah diberi uang,mereka tidak lagi menyiksa binatang.Uang itu adalah yang diberi orangtuanya sebagai modal untuk berdagang.Begitu Seterusnya,sepanjang perjalanan Rohib melihat banyak orang yang menganiaya binatang dan memberinya Uang agar tidak menganiayanya lagi.Uang Rohib lama-lama menjadi habis karena diberi orang agar tidak menyiksa binatang.Rohib sedih dan karena perjalanan yang melelahkan,Rohib berhenti di pohon di tengah hutan untuk tidur dan meratapi nasibnya.
Saat Rohib bangun,alangkah terkejutnya ia saat melihat seekor ular raksasa yang menghampirinya.Rohib takut dan cepat-cepat ingin lari.Tetapi,ular itu malah bersikap ramah pada Rohib.”Hai anakku,janganlah takut.Aku tidak akan memangsamu.Aku adalah Raja Ular di hutan ini.Siapa namamu dan mengapa kamu kelihatan bersedih”tanya Ular.”Aku bernama Rohib”jawab Rohib.Lalu Rohib menceritakan apa yang terjadi.”Sungguh baik niatmu anakku,Karena kebaikanmu,aku akan memberikan benda ini”Sang ular memberikan sebuah benda dengan menjulurkan lidahnya sambil memberi suatu benda yang bentuknya sebuah permata.
“Benda apa itu?”tanya Rohib.”Ini adalah Mentiko Bertuah,benda yang bisa mengabulkan semua yang kamu minta”.Benda itu adalah Mentiko Bertuah.Benda itu dapat mengabulkan apa saja yang dia minta “Wah,benda ini bisa menolongku dari kemurkaan ayah”.Rohib membawa benda itu.Rohib berterima kasih pada ular tersebut.
Agar tidak Hilang,Rohib membawa Mentiko Bertuah ke tukang emas.Sebelum Rohib ke tukang emas,Terlebih dahulu Rohib meminta kepada Mentiko Bertuah uang yang banyak”Wahai Mentiko Bertuah,aku ingin meminta uang yang banyak”.Lalu,Mentiko Bertuah menyediakannya.Setelah itu,Rohib pergi ke Istana untuk menyerahkan uang tersebut kepada Ayahnya”Ayahku,inilah hasil berdagang Rohib di kota Ayah,terimalah”.Ayahnya pun senang menerima uang dari Rohib.
Setelah itu,ia pergi ke tukang emas dengan membawa Mentiko Bertuah.Setelah sampai,Ia meminta kepada sang tukang emasagar benda tersebut ditempa menjadi cincin.Sang Tukang Emas menerimanya.Setelah itu,sang tukang emas menipu Rohib dan membawa lari Mentiko Bertuah.
Rohib meminta bantuan sahabatnya,Anjing,Kucing,dan Tikus untuk menemukan Mentiko Bertuah.Anjing mencari jejak tukang emas,dan akhirnya menemukan jejaknya.Lalu,Kucing memasukkan ekornya ke lubang hidung si tukang emas yang sedang tertidur di bawah pohon.Setelah itu,sang tukang emas bersin dan Mentiko Bertuah terlempar dari mulutnya.Lalu,si tikus mengambil cincin itu.
Sebelum dikembalikan kepada Rohib,tikus menipu anjing dan kucing dengan mengatakan bahwa Mentiko Bertuah terjatuh ke dalam sungai dan hilang.Karena itu,Anjing dan Kucing panik dan mencari Mentiko Bertuah ke dasar sungai.
Sang Tikus pun menyerahkan cincin itu kepada Rohib.Rohib sangat berterima kasih kepada tikus dan mengira bahwa tikuslah yang paling berjasa dalam mencari Mentiko Bertuah.”Terima kasih tikus,kamu memang yang paling berjasa mencarikan Mentiko Bertuah .Aku ucapkan sekali lagi terimakasih kepadamu tikus”.
Kucing dan Anjing yang tidak menemukan Mentiko Bertuah di Sungai pun menghadap Rohib “Tuanku,Rohib,kami tidak menemukan Mentiko Bertuah itu.Rohib,dimana Tikus?”.Rohib mengatakan bahwa Mentiko Bertuah sudah kembali berkat bantuan Tikus “Apa,Mentiko Bertuah itu sudah diberikan oleh Tikus?””Ya,Tikuslah yang berjasa mengambilkan Mentiko Bertuah itu”jawab Rohib.Mengetahui hal itu,Kucing dan Anjing menjadi kesal.Sejak itu pula,terdapat permusuhan.Anjing memusuhi Kucing dan Tikus,Sedangkan Kucing juga memusuhi tikus.